Tanggal 28 April 2014
Pukul 07.30 WIT, Aku Sampai di Bandara daerah
Sorong di dalam hatiku berkata “sekarang aku berdiri di sini, di tanah Timur
Papua, Subhanallah.. ”. Jika ku ingat beberapa tahun lalu sekitar 2 tahun yang
lalu, aku mendengar beberapa teman di kelas membicarakan mengenai Raja Ampat,
aku begitu tertarik mendengarkan beberapa temanku membicarakan tempat tersebut,
dengan polosnya aku bertanya kepada mereka, Raja Ampat dimana tuh, kayanya
keren banget deh.. tempat di luar negeri yah, apa di Indonesia, ? maaf yah el
ga tau, heheh (sambil tersipu malu)
Indonesia el sayang, Jawab salah satu temanku. Keren banget loh el
tempatnya, banyak turis mancanegara, destinasi yang wajib dikunjungi tuh.
Oooh, Indonesia, el kira di malayasia,..kalian udah pernah ke sana?
Jauh engga? Ih pengen deh ke sana, kalau masih di Indonesia.
Belum el.. semoga aja aku bisa kesana, kata salah satu temanku yang
lainnya, walaupun di Indonesia tempatnya jauh say, di Papua Barat. Luar biasa
deh el pokoknya.
Pulang kuliah, aku sempatkan diri rehat sejenak , menonton televisi di
kosanku, sebelum masuk ke kamar, saat itu aku melihat iklan mengenai Raja
Ampat, entah dari mana perasaan itu datang, “aku yakin aku bakal pergi kesana,
suatu saat nanti dan pasti, Aku yakin Allah dengar!” (keyakinan itu muncul kuat
didalam hati). Aku lagsung membuka pintu kamar dan masuk kekamarku, ku Ambil
kertas buram yang ku tancapkan pada sterofoam di dinding, ku langsung menulis
di secarik kertas, Ya Kertas mimpi-mimpiku, ku tulis mimpiku ke 111.
Dengan mengucap Basmallah, ku tulis dengan penuh harap dan keyakinan
pada saat itu,
“Dua tahun lagi, di Akhir April Aku akan berangkat ke Papua, Raja
Ampat menaiki Garuda untuk melakukan sesuatu apapun itu”
Dan Maha Suci Allah, sang pemilik makhluknya, Apa yang ku tuliskan dan
apa yang kumimpikan tercapai. Tepat 2 tahun lalu, dan kini benar-benar nyata
terjadi, hari ini aku di Sorong salah satu pintu masuk menuju tempat yang akan
kudatangi yaitu Raja Ampat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kini Aku dan Rici salah satu temanku yang sama-sama anak bimbingan
dari Pak Arif Satria (Dekan FEMA) sampai di Sorong. Kami mencoba menghubungi
Mas Rendy driver yang akan menjemput kami, sebelumnya kami diberikan nomor
handphone oleh Mas Purwanto.
Sesampainya di TNC, kami harus menunggu karena masih sepi belum ada
orang, hanya ada Ka Farhan, kemudian datanglah Mba Evrina yang menyapa kami
“Pagi..” dengan merekahkan senyum di bibirnya
Pagii, jawab Aku dan Rici, kepada mba Evrina.
Ini yang mau penelitian ke Misool, kata mas Rendy.
Mba Evrina kemudian masuk dan kembali keluar membawa sapu, untuk membersihkan
kantor TNC, kalian kalau butuh apa-apa, minum atau mau ke kamar kecil bilang
saja yah (dengan logat khas daerah sini).
Iya Mba terima kasih, jawab ku.
Ku lihat di samping kantor tidak begitu jauh terdapat masjid
Waaaaw.. Alhamdulillah, ada masjid..kataku pada Rici.
Beberapa lama menunggu, akhirnya mas pur datang dan bertanya “kok
masih diluar?, hai halo saya Purwanto, kok kalain masih diluar kenapa?, “
Ada orang mas di
kamar yang mau digunakan, kata temanku
Oooh gitu, saya coba masuk dulu yah, tunggu sebentar. Mas Pur kemudian
masuk ke dalam kantor untuk menanyakan kepada mba evriana. Selang beberapa
menit, mas pur kemudian keluar.
“El dan Rici, ternyata ruangan yang akan kalian gunakan sudah
ditempati dari teman-teman yang datang dari kampung, mereka tidak bilang kalau
mau datang, kalau tidak kalian saya tempatkan di hotel, biar mas Rendy yang
mengantar kalian.”
Baiklah kalau
begitu mas, kata temanku
Iya mas tidak apa-apa, tandasku.
Terdengar suara motor yang masuk dan diparkir di tempat parkir
“Halooo Om Jhon” Sapa mas Pur kepada seorang pria
“Pagi semua” Sapa om Jhon kepada kami.
“Pagiiii Om” Jawab ku.
“Kalian ini yang mau penelitian di Misool toh?, kapan sampai? Kenapa
masih diluar”
“Ada teman-teman dari kampung, yang tidak memberika kabar pada kita
orang, padahal sudah ku siapkan kamar tuk mereka” jawab mas Pur
“Yaa sudah, biar mereka kasih inap saja di hotel sana” Om Jhon berkata
“Iya, ini biar Rendy saja antar mereka dengan mobil”
“Bantu Ren, antar El dan rici ke Hotel, bilang saja dari TNC”
Aku dan temanku kemudian diantar menuju hotel yang bernama Paparisa Manise. Aku dan temanku
pastinya berbeda kamar, aku di kamar nomor enam, sedangkan temanku di kamar
nomor tiga.
Sebelum berangkat mas Pur berkata, “Setelah rehat sejanak, kalian
balik kembali ke kantor yah sekitar jam 12 siang WIT, kita makan siang bersama
dengan teman-teman TNC lainnya, sambil membahas apa yang akan kalian teliti
nanti di Misool, sekaligus nanti siapa tahu ada masukan-masukan.
Jam 12.30 , ku lihat jam di HP dan ternyata sudah ada sms dari Mas
Pur, langsung ku bangun dari kasur karena ku tertidur, sebelum balik ke kantor
TNC, aku sholat dulu di kamar, kemudian meng-sms temanku untuk berangkat ke
kantor TNC bersama. Kami memutuskan untuk berjalan menuju kantor TNC, karena tidak
ada Ojek yang akan kami tumpangi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selesai
persentasi, aku dan Temanku sholat di Masjid Al-Jihad Sorong, selesai sholat ku
lihat anak-anak yang sedang mengaji bersama dengan salah satu guru mengaji
kulihat kegembiraan mereka yang terpancar dari wajah polos mereka, ada yang
fokus mengaji, ada yang berlari-larian, ada juga yang saling bersenda gurau.
Fikiran ku pun melayang episode dimasa kecil kemudian tergambar jelas, saat aku
mengaji di TPA, saat aku bercanda dengan teman-temaku, air mataku pun terjatuh.
“Ternyata banyak sudah waktu yang ku lewati, kini sudah beranjak dewasa, apa
yang sudah ku perbuat, apa yang sudah kuberikan kepada orang-orang disekeliling
aku, entah apa banyak kebaikan atau keburukan, ku lihat ornamen-ornamen
ayat-ayat suci di dinding masjid, hanya berdoa yang bisa aku lakukan sekarang,
meminta kepadanya agar sisa hidup ku bisa ku lalui dengan kebermanfaatan untuk
orang banyak”.
Aku dan temanku kembali ke kantor, mas pur menghampiri kami yang
sedang berbincang-bincang dengan beberapa teman dari lapang yang membantu
kegiatan TNC.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saat malam, aku, temanku, beserta keluarga mas Purwanto makan di
tembok “Berlin” sebutan masyarakat
disekitar daerah tersebut yaitu tempat makan dan nongkrong. Kemudian sehabis
makan, kami berbelanja keperluan untuk di Kofiau dan Misool, terutama mas pur
yang berbelanja makanan untuk persedian di lapang. Setelah selesai, kami pun
kembali ke hotel dan beristirahat untuk melanjutkan perjalalanan ke Kofia jam
07.00 WIT.