Kadang pertemuan yang kita rajut bisa
saja sebuah kebetulan, namun kebetulan itulah cerita lain yang Allah berikan
kepada kita, awal mungkin ku tak pernah tahu, jika kita akan memiliki cerita
seperti ini, aku pun tak menyangka bisa mengenal orang seperti dirimu, namun
apakah, engkau pun faham dengan alur cerita yang Allah berikan? Aku tak tahu
maksud Allah dari skenarionya. Aku sering merasa, aku begitu dekat dan memahami
juga mengenal dirimu, aku seperti memiliki hatimu, tapi kau seperti terbisu
dengan kedekatan ini, apa yang kau rasa sebenarnya? Setiap orang punya masalah, kaku dan aku pun
seperti itu, tapi apa kah hatiku tak bisa dipakai untuk bisa memahami masalah
mu? Ku ingin mengerti apa yang terjadi, ingin berada disamping mu saat kau
butuh tempat berbagi, saat kau sedih ku ingin menghusap air matamu, tuhan memberi akal, tapi saat wanita
menggunakan akalnya, saat dia ada masalah dia mencoba menutupinya, karena
hatinya yang kuat, fikirannya dia bawa ke hati, karena hatinya yang akan
menguatkannya, dan aku ingin menguatkanmu dengan hatiku.
Jumat, 12 September 2014
Rabu, 02 Juli 2014
GOD SIGN (PERTANDA DARI ALLAH)
God Sign (Tanda dari Tuhan).
Bismillahirrahmanirrahim.
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Selalu memberikan pertanda bagi seseorang (hamba) yang meminta kepadanya.
sedikit bercerita siang tadi, sempat membuka Youtube mengenai tausiyah. Di list ada tausiyah dari beberapa ustadz seperti dari Aa gym dan yusuf mansyur. Pilihan yang membuat saya tertarik mengenai #menjemput jodoh oleh ustadz Yusuf mansyur. Saya dengarkan dengan seksama terkait tausiyah tersebut. Ada hal yang beliau sampaikan terkait God Sign. Oia saya disini bukan untuk bercerita terkait Jodoh namun God Sign itu sendiri. Karena ini terkait pengalaman saya tadi malam pulang menuju Rumah di Jakarta.
Kita sebagai Manusia kadang merasa atau tidak, Allah sering memberikan pertanda baik itu sadar kita sadari, ataupun tidak. Baru pertama kali kemarin pulang dari Bogor menuju Jakarta naik kereta jam 7 malam, malah hampir jam setengah 8. Biasanya kalau pulang minimal jam 5 sore sudah di kereta. Orang tua melarang pulang ke rumah sekitar jam segitu karena sampai rumah lewat dari jam 9 malam, apalagi sendirian. Ayah terutama yang melarang, lebih baik pulang setelah subuh. Namun sudah janji kepada Ibu dan adik kalau akan pulang hari Jumat. Di Angkutan umum Alhamdulillah bertemu dengan teman saat masa Tingkat persiapan bersama yang ingin pulang ke rumah di daerah Citayam. Sesampainya di stasiun kereta sudah hampir jam 7, kami memutuskan untuk sholat magrib di mushola dengan segera takut tidak sempat. Sebelum sholat ku dengar suara dari petugas informasi bahwa kereta menuju Jakarta kota akan di berangkatkan, namun aku pun sudah bersiap untuk sholat di mushola wanita dengan temanku, tidak mungkin aku mengejar kereta tersebut, walaupun dibenak fikiran aku, aku ingin sekali naik kereta itu agar tidak terlalu malam sampai rumah. Tetapi hatiku berkata Ada Allah bersamamu, dahulukanlah Dia, maka Allah akan memudahkan urusanmu. Setelah sholat kereta menuju tanah abang akan berangkat, karena temanku di Citayam aku menyuruhnya agar dia naik saja ke kereta duluan, awalnya memang teman ku khawatir kepadaku yang menunggu kereta lebih lama. Namun aku meyakinkan aku tidak apa-apa, saat kereta temanku berangkat, kereta menuju jakarta kotapun tiba. Aku pun menaikkinya dan duduk di gerbong wanita pertama. Aku duduk sendirian cukup lama dan di sana banyak satpam pria, aku sendiri sebenarnya takut bukan maksud berpersepsi buruk kepada mereka, namun aku pun harus menjaga diri, melihat dan mendengar banyak kejadian lewat berita terkait hal hal yang tidak baik. Ku buka handphone dan membaca Al-quran, agar hati tenang dan meminta lindungan Allah dari hal buruk. Sedikit demi sedikit penumpang pun datang dan memenuhi gerbong tempatku berada. Alhamdulillah ku ucap dalam hati, tidak sendiri dan satpam penjaga kereta pun sudah berpencar. Karena kereta sempat berhenti agak lama akhirnya sampai juga sekitar jam 21.30 di kota, di jalan sudah sepi ku cari cari angkot yang menuju terminal dekat rumah, sekalinya ada Pak supirnya bilang "udah engga narik de, coba di belakang de, di belakang". Aku berjalan ke belakang mencari angkot yang mau menarik penumpang, alhamdulillah ada, aku pun naik dan duduk seorang diri. Akhirnya penumpang pun naik dan itu semua pria.. Cuma bisa berdoa lagi semoga Allah melindungiku. "Hasbunallah wa ni`mal wakil" ku baca terus di dalam hati, aku minta kepada Allah agar ada setidaknya satu penumpang wanita, alhamdulillah ada satu penumpang wanita yang naik dengan kedua teman laki-lakinya, hampir menuju terminal seorang Bapak separuh baya menegurku, "adik dari mana? Dari depok mau kemana?.." Bukan pak jawab saya, saya dari Bogor mau pulang kebetulan rumah saya di Jakarta. " "kenapa pulangnya malam, mana sendirian?" Tanya bapak tersebut. Kebetulan tadi masih ada yang saya urus Pak,
"masih kuliah yah S1 atau S2? Alhamdulilah S1 tingkat akhir pak. Owh Ipb yah?
Iya pak..jawabku..
Tidak ada fikiran apun di dalam diri, aku kepada bapak tersebut, karena saya lihat beliau baik.
Bapak tersebut berkata "saya dari tadi memperhatikan adik, bukan apa apa, dari tadi saya lihat adik dari kereta sendirian terus naik angkot pun sendirian. Dan alhamdulillah. Bertemu adik lagi Mana sudah malam, saya menjaga adik takut adik kenapa napa di angkot ini kan isinya laki laki semua, saya dengan anak saya mau menjemput omnya (adik saya) yang baru datang dari makasar, saya mau jemput janjian di jakarta..
Aku pun terhentak kaget sebenarnya subhanallah.. saat aku meminta Allah melindungiku, Allah memberikannya lewat Bapak tersebut dengan anaknya. Sesampainya di terminal aku dan Bapak tersebut dengan anaknya berpamitan. Terakhir Bapak tersebut berkata. Sabar dan selalu ingat Allah semoga selalu dilindungi..Assalamualaikum, de.. Bapak dan anak bapak duluan. Waalaikum salaaam jawabku. Aku pun berlari melihat ayah yang sudah menjemput ku, dan aku tidak melihat bapak dan anaknya itu lagi. Apa kaitannya dari cerita saya dengan tanda dari Allah
CINTA DALAM DIAMKU
Haruskah kau tahu jika aku mencintaimu?
KU RASA TIDAK!
KU RASA TIDAK!
Karena cinta itu tak bisa terungkap agar bisa terlihat. . .
Ia hanya bisa dirasa dalam hati. . .
Bukan aku tak berani mengurai,
Tapi aku takut salah dalam menempatkannya. . .
Karena apa yang menurutku baik,belum tentu baik menurut-Nya. . .
Aku ingin yang terbaik untuk Robb ku. . .
Ia hanya bisa dirasa dalam hati. . .
Bukan aku tak berani mengurai,
Tapi aku takut salah dalam menempatkannya. . .
Karena apa yang menurutku baik,belum tentu baik menurut-Nya. . .
Aku ingin yang terbaik untuk Robb ku. . .
Sebenarnya. . .
Acuhku bukan berarti mengabaikanmu. . .
Diamku bukan berarti tak mengingatmu. . .
Karena aku pun insan biasa.
Acuhku bukan berarti mengabaikanmu. . .
Diamku bukan berarti tak mengingatmu. . .
Karena aku pun insan biasa.
Ada perasaan. . .
Ada keinginan. . .
Ada harapan. . .
Namun aku merasa diri belum pantas untuk itu. . .
Biar rasa ini tercipta,
Kusimpan disudut hati. . .
Hanya Alloh saja yang tahu,
Ku terbangkan sayap angan ke angkasa disertai tadahan tangan,
Agar nafsu tak menyeretku inginkan cinta,
akan kucari namamu di sepertiga malamku. . .
Aku harap kaulah yang tertulis di Lauhul Mahfudz untukku. . .
Jikapun bukan. . .
Aku percaya takdir-Nya adalah yang Terbaik.
Ada keinginan. . .
Ada harapan. . .
Namun aku merasa diri belum pantas untuk itu. . .
Biar rasa ini tercipta,
Kusimpan disudut hati. . .
Hanya Alloh saja yang tahu,
Ku terbangkan sayap angan ke angkasa disertai tadahan tangan,
Agar nafsu tak menyeretku inginkan cinta,
akan kucari namamu di sepertiga malamku. . .
Aku harap kaulah yang tertulis di Lauhul Mahfudz untukku. . .
Jikapun bukan. . .
Aku percaya takdir-Nya adalah yang Terbaik.
kutitipkan CINTA ini padaNya
karena HATI ini milikNya
( Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran )
karena HATI ini milikNya
( Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran )
Mit Leber ich
Malam ini, coba ku renungi apa yang sebenarnya ku rasakan. Ku mendengar suara detak jantungku di sepinya malam yang biasanya tak seperti ini.
Tahukah Engkau tentang Bintang...
Yang Kala Sinarnya Terpancar Di Pekat Malam ..
Tahukah Engkau tentang alunan Syahdu
Nyanyian alam dipagi hari itu
Yang Kala Ia mendayu seru, rasa damai, mennyentuh Kalbu
Tahukah Engkau tentang rasa yang belum saatnya terkuak
Karena penjagaan suci dari yang memiliki Hati
Dan Tahukah Engkau saat, ketika merah jambu hadir
Dia yang memiliki pun kadang harus kuat menahan .
Mungkin ini sedikit sirat rasa hati yang aku rasa, sekuat hati menjaga hati sampai bertemu dengan yang Diri-Nya pilihkan untuk aku.
Sesuatu rasa yang selalu hadir, dalam penjagaan ku untuk yang benar-benar hatinya menjaga juga.
Karena dalam memaknai rasa itu, aku tak ingin salah.
Semoga selalu dalam lindungan Allah.
Tahukah Engkau tentang Bintang...
Yang Kala Sinarnya Terpancar Di Pekat Malam ..
Tahukah Engkau tentang alunan Syahdu
Nyanyian alam dipagi hari itu
Yang Kala Ia mendayu seru, rasa damai, mennyentuh Kalbu
Tahukah Engkau tentang rasa yang belum saatnya terkuak
Karena penjagaan suci dari yang memiliki Hati
Dan Tahukah Engkau saat, ketika merah jambu hadir
Dia yang memiliki pun kadang harus kuat menahan .
Mungkin ini sedikit sirat rasa hati yang aku rasa, sekuat hati menjaga hati sampai bertemu dengan yang Diri-Nya pilihkan untuk aku.
Sesuatu rasa yang selalu hadir, dalam penjagaan ku untuk yang benar-benar hatinya menjaga juga.
Karena dalam memaknai rasa itu, aku tak ingin salah.
Semoga selalu dalam lindungan Allah.
Senin, 26 Mei 2014
Story About My Dream
Tanggal 28 April 2014
Pukul 07.30 WIT, Aku Sampai di Bandara daerah
Sorong di dalam hatiku berkata “sekarang aku berdiri di sini, di tanah Timur
Papua, Subhanallah.. ”. Jika ku ingat beberapa tahun lalu sekitar 2 tahun yang
lalu, aku mendengar beberapa teman di kelas membicarakan mengenai Raja Ampat,
aku begitu tertarik mendengarkan beberapa temanku membicarakan tempat tersebut,
dengan polosnya aku bertanya kepada mereka, Raja Ampat dimana tuh, kayanya
keren banget deh.. tempat di luar negeri yah, apa di Indonesia, ? maaf yah el
ga tau, heheh (sambil tersipu malu)
Indonesia el sayang, Jawab salah satu temanku. Keren banget loh el
tempatnya, banyak turis mancanegara, destinasi yang wajib dikunjungi tuh.
Oooh, Indonesia, el kira di malayasia,..kalian udah pernah ke sana?
Jauh engga? Ih pengen deh ke sana, kalau masih di Indonesia.
Belum el.. semoga aja aku bisa kesana, kata salah satu temanku yang
lainnya, walaupun di Indonesia tempatnya jauh say, di Papua Barat. Luar biasa
deh el pokoknya.
Pulang kuliah, aku sempatkan diri rehat sejenak , menonton televisi di
kosanku, sebelum masuk ke kamar, saat itu aku melihat iklan mengenai Raja
Ampat, entah dari mana perasaan itu datang, “aku yakin aku bakal pergi kesana,
suatu saat nanti dan pasti, Aku yakin Allah dengar!” (keyakinan itu muncul kuat
didalam hati). Aku lagsung membuka pintu kamar dan masuk kekamarku, ku Ambil
kertas buram yang ku tancapkan pada sterofoam di dinding, ku langsung menulis
di secarik kertas, Ya Kertas mimpi-mimpiku, ku tulis mimpiku ke 111.
Dengan mengucap Basmallah, ku tulis dengan penuh harap dan keyakinan
pada saat itu,
“Dua tahun lagi, di Akhir April Aku akan berangkat ke Papua, Raja
Ampat menaiki Garuda untuk melakukan sesuatu apapun itu”
Dan Maha Suci Allah, sang pemilik makhluknya, Apa yang ku tuliskan dan
apa yang kumimpikan tercapai. Tepat 2 tahun lalu, dan kini benar-benar nyata
terjadi, hari ini aku di Sorong salah satu pintu masuk menuju tempat yang akan
kudatangi yaitu Raja Ampat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kini Aku dan Rici salah satu temanku yang sama-sama anak bimbingan
dari Pak Arif Satria (Dekan FEMA) sampai di Sorong. Kami mencoba menghubungi
Mas Rendy driver yang akan menjemput kami, sebelumnya kami diberikan nomor
handphone oleh Mas Purwanto.
Sesampainya di TNC, kami harus menunggu karena masih sepi belum ada
orang, hanya ada Ka Farhan, kemudian datanglah Mba Evrina yang menyapa kami
“Pagi..” dengan merekahkan senyum di bibirnya
Pagii, jawab Aku dan Rici, kepada mba Evrina.
Ini yang mau penelitian ke Misool, kata mas Rendy.
Mba Evrina kemudian masuk dan kembali keluar membawa sapu, untuk membersihkan
kantor TNC, kalian kalau butuh apa-apa, minum atau mau ke kamar kecil bilang
saja yah (dengan logat khas daerah sini).
Iya Mba terima kasih, jawab ku.
Ku lihat di samping kantor tidak begitu jauh terdapat masjid
Waaaaw.. Alhamdulillah, ada masjid..kataku pada Rici.
Beberapa lama menunggu, akhirnya mas pur datang dan bertanya “kok
masih diluar?, hai halo saya Purwanto, kok kalain masih diluar kenapa?, “
Ada orang mas di
kamar yang mau digunakan, kata temanku
Oooh gitu, saya coba masuk dulu yah, tunggu sebentar. Mas Pur kemudian
masuk ke dalam kantor untuk menanyakan kepada mba evriana. Selang beberapa
menit, mas pur kemudian keluar.
“El dan Rici, ternyata ruangan yang akan kalian gunakan sudah
ditempati dari teman-teman yang datang dari kampung, mereka tidak bilang kalau
mau datang, kalau tidak kalian saya tempatkan di hotel, biar mas Rendy yang
mengantar kalian.”
Baiklah kalau
begitu mas, kata temanku
Iya mas tidak apa-apa, tandasku.
Terdengar suara motor yang masuk dan diparkir di tempat parkir
“Halooo Om Jhon” Sapa mas Pur kepada seorang pria
“Pagi semua” Sapa om Jhon kepada kami.
“Pagiiii Om” Jawab ku.
“Kalian ini yang mau penelitian di Misool toh?, kapan sampai? Kenapa
masih diluar”
“Ada teman-teman dari kampung, yang tidak memberika kabar pada kita
orang, padahal sudah ku siapkan kamar tuk mereka” jawab mas Pur
“Yaa sudah, biar mereka kasih inap saja di hotel sana” Om Jhon berkata
“Iya, ini biar Rendy saja antar mereka dengan mobil”
“Bantu Ren, antar El dan rici ke Hotel, bilang saja dari TNC”
Aku dan temanku kemudian diantar menuju hotel yang bernama Paparisa Manise. Aku dan temanku
pastinya berbeda kamar, aku di kamar nomor enam, sedangkan temanku di kamar
nomor tiga.
Sebelum berangkat mas Pur berkata, “Setelah rehat sejanak, kalian
balik kembali ke kantor yah sekitar jam 12 siang WIT, kita makan siang bersama
dengan teman-teman TNC lainnya, sambil membahas apa yang akan kalian teliti
nanti di Misool, sekaligus nanti siapa tahu ada masukan-masukan.
Jam 12.30 , ku lihat jam di HP dan ternyata sudah ada sms dari Mas
Pur, langsung ku bangun dari kasur karena ku tertidur, sebelum balik ke kantor
TNC, aku sholat dulu di kamar, kemudian meng-sms temanku untuk berangkat ke
kantor TNC bersama. Kami memutuskan untuk berjalan menuju kantor TNC, karena tidak
ada Ojek yang akan kami tumpangi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selesai
persentasi, aku dan Temanku sholat di Masjid Al-Jihad Sorong, selesai sholat ku
lihat anak-anak yang sedang mengaji bersama dengan salah satu guru mengaji
kulihat kegembiraan mereka yang terpancar dari wajah polos mereka, ada yang
fokus mengaji, ada yang berlari-larian, ada juga yang saling bersenda gurau.
Fikiran ku pun melayang episode dimasa kecil kemudian tergambar jelas, saat aku
mengaji di TPA, saat aku bercanda dengan teman-temaku, air mataku pun terjatuh.
“Ternyata banyak sudah waktu yang ku lewati, kini sudah beranjak dewasa, apa
yang sudah ku perbuat, apa yang sudah kuberikan kepada orang-orang disekeliling
aku, entah apa banyak kebaikan atau keburukan, ku lihat ornamen-ornamen
ayat-ayat suci di dinding masjid, hanya berdoa yang bisa aku lakukan sekarang,
meminta kepadanya agar sisa hidup ku bisa ku lalui dengan kebermanfaatan untuk
orang banyak”.
Aku dan temanku kembali ke kantor, mas pur menghampiri kami yang
sedang berbincang-bincang dengan beberapa teman dari lapang yang membantu
kegiatan TNC.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saat malam, aku, temanku, beserta keluarga mas Purwanto makan di
tembok “Berlin” sebutan masyarakat
disekitar daerah tersebut yaitu tempat makan dan nongkrong. Kemudian sehabis
makan, kami berbelanja keperluan untuk di Kofiau dan Misool, terutama mas pur
yang berbelanja makanan untuk persedian di lapang. Setelah selesai, kami pun
kembali ke hotel dan beristirahat untuk melanjutkan perjalalanan ke Kofia jam
07.00 WIT.
Minggu, 25 Mei 2014
Jumat, 31 Januari 2014
Aku Ingin MengenalMu, Lebih menyukaiMu dan MencintaiMu
-"Alhamdulillah akhirnya saya bisa membaca, saya bisa menulis, saya sekarang bisa mengaji, dan membalas surat jika saya mendapatkan surat"-
Ini adalah kata-kata yang diungkapkan seorang Ibu bernama Ilah, yang biasa ku panggil dengan "Emak" .Beliau bercerita kepadaku, mengenai dirinya yang sangat kecewa saat masa muda karena tidak bisa membaca dan menulis. Pada awalnya aku bertanya kepada Emak mengenai umur Beliau saat menikah, Emak menjawab saat itu usianya sekitar 15 tahun. "Emak tuh neng nikah seumuran neng, tapi lebih muda lagi sekitar umur 16 tahun deh neng, emak tuh orang kampung neng, tinggalnya aja jauuuh di deket gunung, jauh dari kota. Emak tuh dulu pas masih jamannya puber yah neng,
Namun #jodoh pasti bertemu, yaah saat itu emak yang tingalnya jauh di desa di daerah pegunungan bertemu dengan Abah yang tinggal di daerah perkotaan dan saat itulah Emak mengalami perbedaan dalam hidupnya. Emak pindah tinggal di daerah perkotaan,
Ini adalah kata-kata yang diungkapkan seorang Ibu bernama Ilah, yang biasa ku panggil dengan "Emak" .Beliau bercerita kepadaku, mengenai dirinya yang sangat kecewa saat masa muda karena tidak bisa membaca dan menulis. Pada awalnya aku bertanya kepada Emak mengenai umur Beliau saat menikah, Emak menjawab saat itu usianya sekitar 15 tahun. "Emak tuh neng nikah seumuran neng, tapi lebih muda lagi sekitar umur 16 tahun deh neng, emak tuh orang kampung neng, tinggalnya aja jauuuh di deket gunung, jauh dari kota. Emak tuh dulu pas masih jamannya puber yah neng,
Emak bercerita kepadaku, betapa menderitanya dirinya saat
itu, tidak bisa membaca dan menulis.
“Maluuuu neng, Emak tuh malu.., sedih banget engga bisa baca
dan menulis”
Wayahnya masih seumuran segitu masih genit-genitnya, ada
yang ngasih Emak surat, Emak teh ga bisa apa-apa, cuma diliatin aja, kertas
suratnya dibolak-dibalik, dielus-elus, di taruh lagi. Heemmm emak menyela nafasnya.
Akhirnya emak menikah dengan umur yang masih muda, dan masih belum bisa membaca dan menulis. Anak pertamanya pun lahir saat anaknya berusia beberapa tahun masih balita, suami Emak pun meninggal, Emak harus bekerja keras membanting tulang untuk bisa membiayai anaknya dan adiknya yang memiliki keterbatasan.
Namun #jodoh pasti bertemu, yaah saat itu emak yang tingalnya jauh di desa di daerah pegunungan bertemu dengan Abah yang tinggal di daerah perkotaan dan saat itulah Emak mengalami perbedaan dalam hidupnya. Emak pindah tinggal di daerah perkotaan,
Senin, 27 Januari 2014
Saat Cinta-Nya Menyapa Diriku
“Subhanallah..,
jadi sekarang kamu berhijab Za?” salah satu teman selorong asramaku menyapa
diriku, dengan menebar senyum lebar dibibirnya. Kemudian beberapa temanku
keluar dari kamarnya dan berkata hal yang sama kepadaku.
“Insya
Allah..mohon doanya, agar ditetapkan hati Zahra dengan hijab ini, dan Allah SWT
selalu menjaga Zahra” kataku sambil memegang kerudungku yang berwarna hitam.
“Subhanallah..Zaaa,
cantiknya adik Mba dengan hijabnya.” Suara yang aku kenal, yaitu suara Senior
Residentku Mba Dina. “Jadi udah ditutup nih kepalanya?” ucap Mba Dina
“Iya
Mba Dina.. Alhamdulillah sudah, doakan yah Mba. Supaya engga buka-tutup seperti
pintu” candaku kepada mba Dina
“Za...Za...,
ada-ada aja kamu ini, Ia dek, Insya Allah Mba doakan yang terbaik untukmu, Mba
doakan agar hijab ini selalu menjagamu.”
“Amiiinnn..”
jawabku
September 2010
tepatnya empat hari setelah Idul Fitri, saat cinta-Nya kembali menyapa hatiku, itulah
awal aku benar-benar menetapkan hati untuk berhijab, Yaaa benar-benar berhijab!
tanpa ada rasa ragu lagi “Bismillah ya Allah” di dalam hatiku. Sebenarnya sudah
sejak lama aku berazzam untuk menggunakan hijab dikepalaku, sejak aku lulus
dari Sekolah Dasar dan masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Namun ada beberapa
kendala, salah satunya datang dari Ibuku sendiri, Ibu melarangku untuk
berhijab, karena beberapa alasan, menurutnya dengan aku berhijab, akan
menghambat diriku sendiri untuk berkativitas, terlihat “Kuper” alias Kurang
Pergaulan, kuno dan segala macam alasan yang membuatku mengurungkan kembali
niatku untuk berhijab. Ibu ingin sekali jika aku bisa ikut ajang pemilihan
model atau bisa masuk Televisi, karena dari kecil aku pernah beberapa kali di
ajak ke rumah produksi sinetron oleh tanteku dan aku sempat aktif diteater dan
sering mendapat tawaran casting.
Mungkin bukan jalanku, dan mungkin Allah sayang kepadaku, menjagaku dari
hal-hal yang membuatku jauh dari-Nya, karena setiap aku mengikuti casting atau
ikut pemilihan model, diriku selalu gagal. Kegagalan tersebut membuatku selalu
berfikir positif, seperti apa yang selalu diajarkan oleh nenekku, nenek selalu
berkata “Dibalik kegagalan, akan ada keberhasilan yang menunggumu, Allah sayang
kepadamu Zahra, ada hadiah yang luar biasa yang mungkin akan Dia beri
kepadamu.”
Kata-kata
Neneklah yang sering menyejukkan hatiku, ada keinginan besar dari diriku untuk
menutup kepalaku dengan hijab yang syar’i yang benar-benar menutup diriku.
Tetapi kadang aku sendiri masih banyak pertimbangan, saat SMP aku aktif di
Paskibra, salah satu cita-citaku ingin menjadi seorang PPI (Purna Paskibraka
Indonesia), karena dulu aku jarang sekali dan belum pernah melihat, para
pengibar bendera menggunakan hijab, dan aku memiliki sifat kelaki-lakian atau tomboy ,aku
sangat akrab dengan
teman-teman cowokku sewaktu SMP dan dekat juga dengan Senior Putra di
Paskibra
SMP ku, tetapi aku selalu menjaga diriku agar aku tidak berpacaran,
selain aku
takut dengan orang tuaku, aku juga ingat pesan dari Ustad ditempat aku
mengaji,
bahwa didalam Al-Quran sudah dijelaskan bahwa berpacaran itu dekat
dengan zina,
dan zina akan membawa manusia kedalam neraka, jadi aku menjaga dan
membatasi pergaulan ku dengan lawan jenis. Akhirnya aku lulus SMP dan
masuk ke SMA, di SMA aku mulai mengenal
Rohis, tetapi aku belum aktif disana, sering kali guru Agama Islam ku
mengajak
aku untuk ikut Rohis, tetapi aku tetap memilih aktif di Paskibra. Aku
bersyukur
dikenal oleh guru-guru di SMA, karena prestasi ku di sekolah dan aku
aktif
organisasi yaitu OSIS juga banyak mengikuti beberapa ajang perlombaan.
Saat
aku kelas dua SMA, Sapaan cinta-Nya ku rasa semakin kuat, selalu hadir diantara
aktifitasku, aku yakin betapa Dia cinta kepada ku, Dia ingin aku berubah lebih
baik. Dimulai aku menjadi mentor mengaji untuk adik kelas ku setiap hari Jumat,
sebelum masuk jam pertama sekolah, aku mengajar dan menjadi mentor mengaji
untuk teman-teman sebayaku. Kemudian aku bertemu dengan guru Matematika yang bagiku dia
adalah guru yang sangat luar biasa, guruku bernama Bu Ratna, dia sangat cantik
dengan hijabnya yang menutupi dirinya dengan balutan kerudung panjang dari
kepala hingga menutup dada. Dia menjadi mentor aku dan beberapa teman aku,
pernah dia berkata dengan suara yang sangat lembut “Wanita yang sudah baligh
itu wajib hukumnya menggunakan hijab, saat dirimu telah menggunakan hijab, Insya
Allah, Allah akan melindungimu, mengangkat derajatmu, dan dosa-dosamu yang dulu
Insya Allah dimaafkan, dijauhkan dari api neraka, dan wanita itu lebih cantik
menggunakan hijab, menutup auratnya, memperlihatkannya hanya untuk yang telah
dihalalkan bagimu.” Entah kenapa saat Bu Ratna berkata seperti itu aku
meneteskan air mata, hatiku bergetar dan tubuhku merasa merinding. Saat aku
pulang kerumah, aku menyampaikan niatku kepada Ibu, namun Ibu masih bersikeras,
agar aku mengurungkan niatku untuk berhijab. Aku ingin marah sebenarnya kepada
Ibu, namun aku memilih mencoba meredam hati agar tidak marah dan mengeluarkan
kata-kata kasar, karena aku takut Ibu malah tambah melarang diriku, aku
memberikan ibu kepercayaan bahwa apa yang ibu takutkan dan khawatirkan itu
tidak akan terjadi. Untuk kesekian kalinya aku masih mengurungkan niat, namun
disetiap sujudku, aku berdoa agar Allah Sang pemilik hati dapat
membolak-balikkan hati Ibu.
Pada
saat kelas tiga SMA, dimasa-masa akhir sekolah dan menanti kelulusan. Cinta-Nya
hadir di mimpiku, di dalam mimpi seakan-akan Allah memberikan ku petunjuk,
untuk berhijab. Di dalam mimpi, yang aku ingat, aku berada di depan pintu
gerbang sebuah Universitas, pada saat itu seorang wanita yang terlihat paruh
baya menghampiriku. Dia berkata “Maaf anda tidak diterima disini, karena anda
berbeda, coba lihat diri anda!” gerbang Universitas tersebut pun ditutup oleh
wanita tersebut, tiba-tiba di dalam mimpiku, aku sudah berada di depan sebuah
gedung, sebuah universitas dimana universitas ini menjadi tempat ku sekarang
menuntut ilmu dan meraih cita-cita. Nah...pada saat itu, di dalam mimpiku, aku
bertemu dengan wanita itu kembali, wanita itu mengajak aku masuk ke dalam
universitas tersebut, aku diajaknya olehnya berdiri ditengah padang rumput
hijau, dan dia berkata “Kamu diterima disini, namun kamu berbeda, lihat dirimu
dan lihat wanita-wanita disekelilingmu, betapa cantiknya mereka dengan
menggunakan hijab, menutup aurat, dan lemah lembut, sedangkan kamu, kamu memang
cantik, namun lebih cantik jika kamu menutup dirimu wahai anakku, jagalah
auratmu ” kata wanita tersebut di dalam mimpiku. Aku pun terbangun dari
tidurku, aku sempat terpaku diatas kasurku. Aku kemudian, pergi mengambil wudhu
untuk sholat subuh, sehabis sholat aku memanjatkan doa kepada Allah SWT, karena
aku bingung dengan mmimpiku.
Aku kemudian
pergi ke sekolah, di sekolah aku bertemu dengan guru Agama ku, aku bercerita
kepadanya.
“Jadi bagaimana
Pak?”
“Segera
laksanakan Zahra, betapa Allah sayang kepadamu, dia ingin menjagamu jangan
ditunda-tunda lagi, karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup di dunia,
dengan kamu berhijab Insya Allah banyak manfaat yang kamu terima.”
“Tapi.. Pak
bagaimana dengan Ibu saya?, Ibu tidak setuju jika saya berhijab”
“Zahra..Insya
Allah, jika kamu benar-benar yakin, Allah akan membuka hati Ibumu, agar beliau
setuju dengan keputusanmu, berhijab hukumnya wajib bagi wanita muslimah dan itu
perintah dari Allah, jika kamu tidak melaksanakannya, maka nerakalah tempatnya,
percayalah Zahra, kamu bisa melewati ini semua, karena ini adalah salah satu
ujian yang Allah berikan kepadamu lewat Ibumu, jika kamu bisa melaluinya, kamu
akan bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi.”
Semenjak saat
itu, aku mencoba terus meyakinkan Ibu. Saat aku lulus dan masuk ke salah satu
universitas ternama di Indonesia, aku mengikuti seminar mengenai cara membuat
tulisan karya ilmiah, dan inilah yang membuat saya tertampar. Ketika saya ingin
maju kedepan panggung, dari arah belakang seperti ada yang menepuk pundak
kiriku sehingga membuat aku menoleh kebelakang. Betapa aku merasa ditempat yang
berbeda, aku seperti ditempat asing. Semua perempuan yang berada ditempat itu
semua berhijab kecuali aku, dan laki-laki ditempat tersebut semua menundukkan
kepala. Aku lalu berjalan mundur, kembali ketempat dudukku, dan aku berkata
kepada temanku yang duduk di sampingku.
“Bismillah,
mohon doanya yah teman-teman, Zahra akan berhijab.”
“Subhanallah..Alhamdulillah wa Syukurillah,
Zahra..pasti..pasti kami doakan, untuk kamu disegerakan menggunakan hijab.”
Ketika itu adalah bulan puasa, dan empat hari setelah lebaran aku benar-benar
menggunakan hijab. Menggunakan hijab..benar-benar dengan hijab, awalnya
terlihat agak aneh dan tidak biasa. Namun Saat Cinta-Nya menyapaku, cinta-Nya
tak pernah pergi meninggalkan aku.
Alhamdulillah
sungguh banyak kasih sayang yang Dia tebarkan kepadaku. Aku merasa semakin
menjadi seseorang yang lebih baik, kuharap Cinta-Nya selalu ada disetiap
langkahku.
Amin.
Minggu, 26 Januari 2014
Sabtu, 25 Januari 2014
Pertama
“Entah..aku tak mengerti dengan perasaan ini, semakin hari semakin tidak menentu, bahkan disaat aku mencoba terlelap tidur bayanganmu selalu ada dan sampai merasuk ke mimpi-mimpiku. Ya Allah apa yang harus ku perbuat, aku mencoba menjaga hati ini Ya Allah..”
Ucap hati Aqila yang sedang merenung di atas kasurnya sambil memandang taman di depan rumahnya. Azan Ashar berkumandang, Aqila segera mengambil air wudhu dan menggunakan mukenanya, sambil menunggu iqomah Aqila membaca mushaf cokelat miliknya, muzhab tersebut pemberian ayahnya saat dia berulang tahun 19 tahun. Aqila kini berusia 20 tahun dan tinggal 2 semester lagi Aqila akan lulus menjadi Sarjana, yah Sarjana Hukum. Aqila tumbuh sebagai wanita yang anggun, santun, juga cerdas. Tidak jarang banyak orang yang menyukai perilaku Aqila karena selain murah senyum Aqila juga perempuan yang menyenangkan dan mudah bergaul. Aqila berkuliah di salah satu Universitas Terkenal, banyak lulusannya menjadi seorang yang berpengaruh di Indonesia. Aqila sangat aktif di dalam dan diluar Kampus, selain ikut organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Aqila juga banyak mengikuti kegiatan yang menjadikannya seorang relawan atau volunteer.
Aqila yang sudah hampir 3 tahun menggunkan hijab, saat ia masuk kuliah. Banyak faktor yang mendorong Aqila untuk berhijab, memang sebenarnya sejak SMP Aqila ingin sekali untuk menggunkan hijab, namun saat ia menjadi Mahasiswi keinginannya tersebut terlaksana. Aqila mendapatkan mimipi, bahwa ia harus menutup Auratnya.
Dari dulu Aqila memang belum pernah merasakan bagaimana rasanya jika seorang perempuan dan laki-laki berpacaran, Walaupun Aqila sosok perempuan menyenangkan dan baik kepada semua orang, Aqila mungkin dengan mudah mendapatkan pacar, namun Aqila menjaga untuk tidak berpacaran saat bersekolah dulu, karena takut mengganggu pelajaran dan berakibat buruk kepada prestasinya, dan terlebih lagi kedua orangtuanya melarang Aqila untuk berpacaran, Aqila boleh berteman dengan siapa saja namun tidak lebih, maka dari itu jika ada laki-laki yang mendekatinya Aqila hanya menganggap mereka sebagai kakak dan Aqila tidak pernah melarang mereka untuk main ke rumah Aqila.
Aqila kini mulai menyukai seorang laki-laki, namun Ia tak ingin ada orang lain yang mengetahuinya, hanya Allah SWT dan Aqila yang tahu rasa itu. Semenjak pertemuan pertama itu, Aqila selalu berdoa untuk kedua orang tuanya ia pun berdoa agar dapat diberikan jodoh yang terbaik, yang nantinya dapat menjadi imam yang baik dan selalu mengajak Aqila dalam kebaikan. Aqila sangat berhati-hati dengan perasaanya, karena Aqila tidak ingin mengecewakan seorang pria yang nantinya akan menjadi teman dalam hidupnya, Aqila tidak ingin terlarut dengan perasaannya, karena belum ada ikatan suci dan halal, Aqila takut jika salah mencinta bahwa orang yang Aqila suka bukanlah jodohnya, oleh sebab itu Aqila meminta kepada Maha Pencinta agar hatinya selalu dijaga.
Ucap hati Aqila yang sedang merenung di atas kasurnya sambil memandang taman di depan rumahnya. Azan Ashar berkumandang, Aqila segera mengambil air wudhu dan menggunakan mukenanya, sambil menunggu iqomah Aqila membaca mushaf cokelat miliknya, muzhab tersebut pemberian ayahnya saat dia berulang tahun 19 tahun. Aqila kini berusia 20 tahun dan tinggal 2 semester lagi Aqila akan lulus menjadi Sarjana, yah Sarjana Hukum. Aqila tumbuh sebagai wanita yang anggun, santun, juga cerdas. Tidak jarang banyak orang yang menyukai perilaku Aqila karena selain murah senyum Aqila juga perempuan yang menyenangkan dan mudah bergaul. Aqila berkuliah di salah satu Universitas Terkenal, banyak lulusannya menjadi seorang yang berpengaruh di Indonesia. Aqila sangat aktif di dalam dan diluar Kampus, selain ikut organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Aqila juga banyak mengikuti kegiatan yang menjadikannya seorang relawan atau volunteer.
Aqila yang sudah hampir 3 tahun menggunkan hijab, saat ia masuk kuliah. Banyak faktor yang mendorong Aqila untuk berhijab, memang sebenarnya sejak SMP Aqila ingin sekali untuk menggunkan hijab, namun saat ia menjadi Mahasiswi keinginannya tersebut terlaksana. Aqila mendapatkan mimipi, bahwa ia harus menutup Auratnya.
Dari dulu Aqila memang belum pernah merasakan bagaimana rasanya jika seorang perempuan dan laki-laki berpacaran, Walaupun Aqila sosok perempuan menyenangkan dan baik kepada semua orang, Aqila mungkin dengan mudah mendapatkan pacar, namun Aqila menjaga untuk tidak berpacaran saat bersekolah dulu, karena takut mengganggu pelajaran dan berakibat buruk kepada prestasinya, dan terlebih lagi kedua orangtuanya melarang Aqila untuk berpacaran, Aqila boleh berteman dengan siapa saja namun tidak lebih, maka dari itu jika ada laki-laki yang mendekatinya Aqila hanya menganggap mereka sebagai kakak dan Aqila tidak pernah melarang mereka untuk main ke rumah Aqila.
Aqila kini mulai menyukai seorang laki-laki, namun Ia tak ingin ada orang lain yang mengetahuinya, hanya Allah SWT dan Aqila yang tahu rasa itu. Semenjak pertemuan pertama itu, Aqila selalu berdoa untuk kedua orang tuanya ia pun berdoa agar dapat diberikan jodoh yang terbaik, yang nantinya dapat menjadi imam yang baik dan selalu mengajak Aqila dalam kebaikan. Aqila sangat berhati-hati dengan perasaanya, karena Aqila tidak ingin mengecewakan seorang pria yang nantinya akan menjadi teman dalam hidupnya, Aqila tidak ingin terlarut dengan perasaannya, karena belum ada ikatan suci dan halal, Aqila takut jika salah mencinta bahwa orang yang Aqila suka bukanlah jodohnya, oleh sebab itu Aqila meminta kepada Maha Pencinta agar hatinya selalu dijaga.
Langganan:
Postingan (Atom)