Sabtu, 25 Januari 2014

Pertama

  No comments    
categories: 
“Entah..aku tak mengerti dengan perasaan ini, semakin hari semakin tidak menentu, bahkan disaat aku mencoba terlelap tidur bayanganmu selalu ada dan sampai merasuk ke mimpi-mimpiku. Ya Allah apa yang harus ku perbuat, aku mencoba menjaga hati ini Ya Allah..”

Ucap hati Aqila yang sedang merenung di atas kasurnya sambil memandang taman di depan rumahnya. Azan Ashar berkumandang, Aqila segera mengambil air wudhu dan menggunakan mukenanya, sambil menunggu iqomah Aqila membaca mushaf cokelat miliknya, muzhab tersebut pemberian ayahnya saat dia berulang tahun 19 tahun. Aqila kini berusia 20 tahun dan tinggal 2 semester lagi Aqila akan lulus menjadi Sarjana, yah Sarjana Hukum. Aqila tumbuh sebagai wanita yang anggun, santun, juga cerdas. Tidak jarang banyak orang yang menyukai perilaku Aqila karena selain murah senyum Aqila juga perempuan yang menyenangkan dan mudah bergaul. Aqila berkuliah di salah satu Universitas Terkenal, banyak lulusannya menjadi seorang yang berpengaruh di Indonesia. Aqila sangat aktif di dalam dan diluar Kampus, selain ikut organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Aqila juga banyak mengikuti kegiatan yang menjadikannya seorang relawan atau volunteer.
Aqila yang sudah hampir 3 tahun menggunkan hijab, saat ia masuk kuliah. Banyak faktor yang mendorong Aqila untuk berhijab, memang sebenarnya sejak SMP Aqila ingin sekali untuk menggunkan hijab, namun saat ia menjadi Mahasiswi keinginannya tersebut terlaksana. Aqila mendapatkan mimipi, bahwa ia harus menutup Auratnya.

Dari dulu Aqila memang belum pernah merasakan bagaimana rasanya jika seorang perempuan dan laki-laki berpacaran, Walaupun Aqila sosok perempuan menyenangkan dan baik kepada semua orang, Aqila mungkin dengan mudah mendapatkan pacar, namun Aqila menjaga untuk tidak berpacaran saat bersekolah dulu, karena takut mengganggu pelajaran dan berakibat buruk kepada prestasinya, dan terlebih lagi kedua orangtuanya melarang Aqila untuk berpacaran, Aqila boleh berteman dengan siapa saja namun tidak lebih, maka dari itu jika ada laki-laki yang mendekatinya Aqila hanya menganggap mereka sebagai kakak dan Aqila tidak pernah melarang mereka untuk main ke rumah Aqila.

Aqila kini mulai menyukai seorang laki-laki, namun Ia tak ingin ada orang lain yang mengetahuinya, hanya Allah SWT dan Aqila yang tahu rasa itu. Semenjak pertemuan pertama itu, Aqila selalu berdoa untuk kedua orang tuanya ia pun berdoa agar dapat diberikan jodoh yang terbaik, yang nantinya dapat menjadi imam yang baik dan selalu mengajak Aqila dalam kebaikan. Aqila sangat berhati-hati dengan perasaanya, karena Aqila tidak ingin mengecewakan seorang pria yang nantinya akan menjadi teman dalam hidupnya, Aqila tidak ingin terlarut dengan perasaannya, karena belum ada ikatan suci dan halal, Aqila takut jika salah mencinta bahwa orang yang Aqila suka bukanlah jodohnya, oleh sebab itu Aqila meminta kepada Maha Pencinta agar hatinya selalu dijaga.

0 komentar:

Posting Komentar