Jumat, 31 Januari 2014

Aku Ingin MengenalMu, Lebih menyukaiMu dan MencintaiMu

  No comments    
categories: 
-"Alhamdulillah akhirnya saya bisa membaca, saya bisa menulis, saya sekarang bisa mengaji, dan membalas surat jika saya mendapatkan surat"-

Ini adalah kata-kata yang diungkapkan seorang Ibu bernama Ilah, yang biasa ku panggil dengan "Emak" .Beliau bercerita kepadaku, mengenai dirinya yang sangat kecewa saat masa muda karena tidak bisa membaca dan menulis. Pada awalnya aku bertanya kepada Emak mengenai umur Beliau saat menikah, Emak menjawab saat itu usianya sekitar 15 tahun. "Emak tuh neng nikah seumuran neng, tapi lebih muda lagi sekitar umur 16 tahun deh neng, emak tuh orang kampung neng, tinggalnya aja jauuuh di deket gunung, jauh dari kota. Emak tuh dulu pas masih jamannya puber yah neng,

Emak bercerita kepadaku, betapa menderitanya dirinya saat itu, tidak bisa membaca dan menulis.
“Maluuuu neng, Emak tuh malu.., sedih banget engga bisa baca dan menulis”
Wayahnya masih seumuran segitu masih genit-genitnya, ada yang ngasih Emak surat, Emak teh ga bisa apa-apa, cuma diliatin aja, kertas suratnya dibolak-dibalik, dielus-elus, di taruh lagi. Heemmm emak menyela nafasnya.
Akhirnya emak menikah dengan umur yang masih muda, dan masih belum bisa membaca dan menulis. Anak pertamanya pun lahir saat anaknya berusia beberapa tahun masih balita, suami Emak pun meninggal, Emak harus bekerja keras membanting tulang untuk bisa membiayai anaknya dan adiknya yang memiliki keterbatasan.

Namun #jodoh pasti bertemu, yaah saat itu emak yang tingalnya jauh di desa di daerah pegunungan bertemu dengan Abah yang tinggal di daerah perkotaan dan saat itulah Emak mengalami perbedaan dalam hidupnya. Emak pindah tinggal di daerah perkotaan,

Senin, 27 Januari 2014

Saat Cinta-Nya Menyapa Diriku

  No comments    
categories: 


“Subhanallah.., jadi sekarang kamu berhijab Za?” salah satu teman selorong asramaku menyapa diriku, dengan menebar senyum lebar dibibirnya. Kemudian beberapa temanku keluar dari kamarnya dan berkata hal yang sama kepadaku.
“Insya Allah..mohon doanya, agar ditetapkan hati Zahra dengan hijab ini, dan Allah SWT selalu menjaga Zahra” kataku sambil memegang kerudungku yang berwarna hitam.
“Subhanallah..Zaaa, cantiknya adik Mba dengan hijabnya.” Suara yang aku kenal, yaitu suara Senior Residentku Mba Dina. “Jadi udah ditutup nih kepalanya?” ucap Mba Dina
“Iya Mba Dina.. Alhamdulillah sudah, doakan yah Mba. Supaya engga buka-tutup seperti pintu” candaku kepada mba Dina
“Za...Za..., ada-ada aja kamu ini, Ia dek, Insya Allah Mba doakan yang terbaik untukmu, Mba doakan agar hijab ini selalu menjagamu.”
“Amiiinnn..” jawabku
September 2010 tepatnya empat hari setelah Idul Fitri, saat cinta-Nya kembali menyapa hatiku, itulah awal aku benar-benar menetapkan hati untuk berhijab, Yaaa benar-benar berhijab! tanpa ada rasa ragu lagi “Bismillah ya Allah” di dalam hatiku. Sebenarnya sudah sejak lama aku berazzam untuk menggunakan hijab dikepalaku, sejak aku lulus dari Sekolah Dasar dan masuk ke Sekolah Menengah Pertama. Namun ada beberapa kendala, salah satunya datang dari Ibuku sendiri, Ibu melarangku untuk berhijab, karena beberapa alasan, menurutnya dengan aku berhijab, akan menghambat diriku sendiri untuk berkativitas, terlihat “Kuper” alias Kurang Pergaulan, kuno dan segala macam alasan yang membuatku mengurungkan kembali niatku untuk berhijab. Ibu ingin sekali jika aku bisa ikut ajang pemilihan model atau bisa masuk Televisi, karena dari kecil aku pernah beberapa kali di ajak ke rumah produksi sinetron oleh tanteku dan aku sempat aktif diteater dan sering mendapat tawaran casting. Mungkin bukan jalanku, dan mungkin Allah sayang kepadaku, menjagaku dari hal-hal yang membuatku jauh dari-Nya, karena setiap aku mengikuti casting atau ikut pemilihan model, diriku selalu gagal. Kegagalan tersebut membuatku selalu berfikir positif, seperti apa yang selalu diajarkan oleh nenekku, nenek selalu berkata “Dibalik kegagalan, akan ada keberhasilan yang menunggumu, Allah sayang kepadamu Zahra, ada hadiah yang luar biasa yang mungkin akan Dia beri kepadamu.”
Kata-kata Neneklah yang sering menyejukkan hatiku, ada keinginan besar dari diriku untuk menutup kepalaku dengan hijab yang syar’i yang benar-benar menutup diriku. Tetapi kadang aku sendiri masih banyak pertimbangan, saat SMP aku aktif di Paskibra, salah satu cita-citaku ingin menjadi seorang PPI (Purna Paskibraka Indonesia), karena dulu aku jarang sekali dan belum pernah melihat, para pengibar bendera menggunakan hijab, dan aku memiliki sifat kelaki-lakian atau tomboy ,aku sangat akrab dengan teman-teman cowokku sewaktu SMP dan dekat juga dengan Senior Putra di Paskibra SMP ku, tetapi aku selalu menjaga diriku agar aku tidak berpacaran, selain aku takut dengan orang tuaku, aku juga ingat pesan dari Ustad ditempat aku mengaji, bahwa didalam Al-Quran sudah dijelaskan bahwa berpacaran itu dekat dengan zina, dan zina akan membawa manusia kedalam neraka, jadi aku menjaga dan membatasi pergaulan ku dengan lawan jenis. Akhirnya aku lulus SMP dan masuk ke SMA, di SMA aku mulai mengenal Rohis, tetapi aku belum aktif disana, sering kali guru Agama Islam ku mengajak aku untuk ikut Rohis, tetapi aku tetap memilih aktif di Paskibra. Aku bersyukur dikenal oleh guru-guru di SMA, karena prestasi ku di sekolah dan aku aktif organisasi yaitu OSIS juga banyak mengikuti beberapa ajang perlombaan.
Saat aku kelas dua SMA, Sapaan cinta-Nya ku rasa semakin kuat, selalu hadir diantara aktifitasku, aku yakin betapa Dia cinta kepada ku, Dia ingin aku berubah lebih baik. Dimulai aku menjadi mentor mengaji untuk adik kelas ku setiap hari Jumat, sebelum masuk jam pertama sekolah, aku mengajar dan menjadi mentor mengaji untuk teman-teman sebayaku. Kemudian aku bertemu dengan guru Matematika yang bagiku dia adalah guru yang sangat luar biasa, guruku bernama Bu Ratna, dia sangat cantik dengan hijabnya yang menutupi dirinya dengan balutan kerudung panjang dari kepala hingga menutup dada. Dia menjadi mentor aku dan beberapa teman aku, pernah dia berkata dengan suara yang sangat lembut “Wanita yang sudah baligh itu wajib hukumnya menggunakan hijab, saat dirimu telah menggunakan hijab, Insya Allah, Allah akan melindungimu, mengangkat derajatmu, dan dosa-dosamu yang dulu Insya Allah dimaafkan, dijauhkan dari api neraka, dan wanita itu lebih cantik menggunakan hijab, menutup auratnya, memperlihatkannya hanya untuk yang telah dihalalkan bagimu.” Entah kenapa saat Bu Ratna berkata seperti itu aku meneteskan air mata, hatiku bergetar dan tubuhku merasa merinding. Saat aku pulang kerumah, aku menyampaikan niatku kepada Ibu, namun Ibu masih bersikeras, agar aku mengurungkan niatku untuk berhijab. Aku ingin marah sebenarnya kepada Ibu, namun aku memilih mencoba meredam hati agar tidak marah dan mengeluarkan kata-kata kasar, karena aku takut Ibu malah tambah melarang diriku, aku memberikan ibu kepercayaan bahwa apa yang ibu takutkan dan khawatirkan itu tidak akan terjadi. Untuk kesekian kalinya aku masih mengurungkan niat, namun disetiap sujudku, aku berdoa agar Allah Sang pemilik hati dapat membolak-balikkan hati Ibu.
Pada saat kelas tiga SMA, dimasa-masa akhir sekolah dan menanti kelulusan. Cinta-Nya hadir di mimpiku, di dalam mimpi seakan-akan Allah memberikan ku petunjuk, untuk berhijab. Di dalam mimpi, yang aku ingat, aku berada di depan pintu gerbang sebuah Universitas, pada saat itu seorang wanita yang terlihat paruh baya menghampiriku. Dia berkata “Maaf anda tidak diterima disini, karena anda berbeda, coba lihat diri anda!” gerbang Universitas tersebut pun ditutup oleh wanita tersebut, tiba-tiba di dalam mimpiku, aku sudah berada di depan sebuah gedung, sebuah universitas dimana universitas ini menjadi tempat ku sekarang menuntut ilmu dan meraih cita-cita. Nah...pada saat itu, di dalam mimpiku, aku bertemu dengan wanita itu kembali, wanita itu mengajak aku masuk ke dalam universitas tersebut, aku diajaknya olehnya berdiri ditengah padang rumput hijau, dan dia berkata “Kamu diterima disini, namun kamu berbeda, lihat dirimu dan lihat wanita-wanita disekelilingmu, betapa cantiknya mereka dengan menggunakan hijab, menutup aurat, dan lemah lembut, sedangkan kamu, kamu memang cantik, namun lebih cantik jika kamu menutup dirimu wahai anakku, jagalah auratmu ” kata wanita tersebut di dalam mimpiku. Aku pun terbangun dari tidurku, aku sempat terpaku diatas kasurku. Aku kemudian, pergi mengambil wudhu untuk sholat subuh, sehabis sholat aku memanjatkan doa kepada Allah SWT, karena aku bingung dengan mmimpiku.
Aku kemudian pergi ke sekolah, di sekolah aku bertemu dengan guru Agama ku, aku bercerita kepadanya.
“Jadi bagaimana Pak?”
“Segera laksanakan Zahra, betapa Allah sayang kepadamu, dia ingin menjagamu jangan ditunda-tunda lagi, karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup di dunia, dengan kamu berhijab Insya Allah banyak manfaat yang kamu terima.”
“Tapi.. Pak bagaimana dengan Ibu saya?, Ibu tidak setuju jika saya berhijab”
“Zahra..Insya Allah, jika kamu benar-benar yakin, Allah akan membuka hati Ibumu, agar beliau setuju dengan keputusanmu, berhijab hukumnya wajib bagi wanita muslimah dan itu perintah dari Allah, jika kamu tidak melaksanakannya, maka nerakalah tempatnya, percayalah Zahra, kamu bisa melewati ini semua, karena ini adalah salah satu ujian yang Allah berikan kepadamu lewat Ibumu, jika kamu bisa melaluinya, kamu akan bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi.”
Semenjak saat itu, aku mencoba terus meyakinkan Ibu. Saat aku lulus dan masuk ke salah satu universitas ternama di Indonesia, aku mengikuti seminar mengenai cara membuat tulisan karya ilmiah, dan inilah yang membuat saya tertampar. Ketika saya ingin maju kedepan panggung, dari arah belakang seperti ada yang menepuk pundak kiriku sehingga membuat aku menoleh kebelakang. Betapa aku merasa ditempat yang berbeda, aku seperti ditempat asing. Semua perempuan yang berada ditempat itu semua berhijab kecuali aku, dan laki-laki ditempat tersebut semua menundukkan kepala. Aku lalu berjalan mundur, kembali ketempat dudukku, dan aku berkata kepada temanku yang duduk di sampingku.
“Bismillah, mohon doanya yah teman-teman, Zahra akan berhijab.”
“Subhanallah..Alhamdulillah wa Syukurillah, Zahra..pasti..pasti kami doakan, untuk kamu disegerakan menggunakan hijab.” Ketika itu adalah bulan puasa, dan empat hari setelah lebaran aku benar-benar menggunakan hijab. Menggunakan hijab..benar-benar dengan hijab, awalnya terlihat agak aneh dan tidak biasa. Namun Saat Cinta-Nya menyapaku, cinta-Nya tak pernah pergi meninggalkan aku.
Alhamdulillah sungguh banyak kasih sayang yang Dia tebarkan kepadaku. Aku merasa semakin menjadi seseorang yang lebih baik, kuharap Cinta-Nya selalu ada disetiap langkahku.
Amin.
-Karya Elva- posting 26/09/2013 

Minggu, 26 Januari 2014

Kuala Lumpur 25-30 Maret 2013:) Perjalanan yang luar biasa...

  No comments    
categories: 

Istana Negara Malaysia

Twin Tower





Sabtu, 25 Januari 2014

Pertama

  No comments    
categories: 
“Entah..aku tak mengerti dengan perasaan ini, semakin hari semakin tidak menentu, bahkan disaat aku mencoba terlelap tidur bayanganmu selalu ada dan sampai merasuk ke mimpi-mimpiku. Ya Allah apa yang harus ku perbuat, aku mencoba menjaga hati ini Ya Allah..”

Ucap hati Aqila yang sedang merenung di atas kasurnya sambil memandang taman di depan rumahnya. Azan Ashar berkumandang, Aqila segera mengambil air wudhu dan menggunakan mukenanya, sambil menunggu iqomah Aqila membaca mushaf cokelat miliknya, muzhab tersebut pemberian ayahnya saat dia berulang tahun 19 tahun. Aqila kini berusia 20 tahun dan tinggal 2 semester lagi Aqila akan lulus menjadi Sarjana, yah Sarjana Hukum. Aqila tumbuh sebagai wanita yang anggun, santun, juga cerdas. Tidak jarang banyak orang yang menyukai perilaku Aqila karena selain murah senyum Aqila juga perempuan yang menyenangkan dan mudah bergaul. Aqila berkuliah di salah satu Universitas Terkenal, banyak lulusannya menjadi seorang yang berpengaruh di Indonesia. Aqila sangat aktif di dalam dan diluar Kampus, selain ikut organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Aqila juga banyak mengikuti kegiatan yang menjadikannya seorang relawan atau volunteer.
Aqila yang sudah hampir 3 tahun menggunkan hijab, saat ia masuk kuliah. Banyak faktor yang mendorong Aqila untuk berhijab, memang sebenarnya sejak SMP Aqila ingin sekali untuk menggunkan hijab, namun saat ia menjadi Mahasiswi keinginannya tersebut terlaksana. Aqila mendapatkan mimipi, bahwa ia harus menutup Auratnya.

Dari dulu Aqila memang belum pernah merasakan bagaimana rasanya jika seorang perempuan dan laki-laki berpacaran, Walaupun Aqila sosok perempuan menyenangkan dan baik kepada semua orang, Aqila mungkin dengan mudah mendapatkan pacar, namun Aqila menjaga untuk tidak berpacaran saat bersekolah dulu, karena takut mengganggu pelajaran dan berakibat buruk kepada prestasinya, dan terlebih lagi kedua orangtuanya melarang Aqila untuk berpacaran, Aqila boleh berteman dengan siapa saja namun tidak lebih, maka dari itu jika ada laki-laki yang mendekatinya Aqila hanya menganggap mereka sebagai kakak dan Aqila tidak pernah melarang mereka untuk main ke rumah Aqila.

Aqila kini mulai menyukai seorang laki-laki, namun Ia tak ingin ada orang lain yang mengetahuinya, hanya Allah SWT dan Aqila yang tahu rasa itu. Semenjak pertemuan pertama itu, Aqila selalu berdoa untuk kedua orang tuanya ia pun berdoa agar dapat diberikan jodoh yang terbaik, yang nantinya dapat menjadi imam yang baik dan selalu mengajak Aqila dalam kebaikan. Aqila sangat berhati-hati dengan perasaanya, karena Aqila tidak ingin mengecewakan seorang pria yang nantinya akan menjadi teman dalam hidupnya, Aqila tidak ingin terlarut dengan perasaannya, karena belum ada ikatan suci dan halal, Aqila takut jika salah mencinta bahwa orang yang Aqila suka bukanlah jodohnya, oleh sebab itu Aqila meminta kepada Maha Pencinta agar hatinya selalu dijaga.