Kamis, 07 November 2013

Jalan Terbaik DariNya

  No comments    
Sewaktu saya kelas X SMA di SMA Negeri 72 Jakarta saya pernah mengikuti Olimpiade Sains Nasional di bidang Geosains yang membahas tentang Bumi dan seluruh jagat raya. Awalnya saya memilih pelajaran Biologi, saya mendaftar pada Wali Kelas saya yaitu Pak Agus, pada saat istirahat saya di panggil oleh guru Biologi saya ke ruang guru selama diperjalanan dari kelas menuju ruang guru perasan sungguh sangat senang karena saya bisa dan sangat ingin meneruskan  dan mengikuti  kembali Olimpiade seperti pada saat saya masih SMP dulu yang juga pernah mengikuti ajang seperti ini. Sesampainya di ruang guru Bu Anita menyuruh saya duduk di sampingnya, tiba-tiba nama saya di coret oleh Bu Anita dan di gantikan oleh nama teman sekelas saya Ningrum, saya sangat sedih dan kecewa saya bertanya kepada diri saya sendiri, “Kenapa nama saya harus di coret dan digantikan apa karena guru Biologi saya mengangggap saya tidak mampu?”. Bu Anita hanya berkata “Kamu saya ganti dengan Ningrum, tidak apa-apa kan?”.  Sempat saya meminta agar saya tetap dapat mengikuti Olimpiade dan meminta alasan kepada Bu Anita kenapa saya digantikan dengan Ningrum, tetapi Bu Anita hanya berkata “Kan masih ada pelajaran yang lain.”
Akhirnya dengan berat hati keputusan dari Bu Anita saya terima keluar dari ruang guru saya menuju kelas dengan mata yang mulai berkaca-kaca, di kelas saya menangis sambil berdoa agar Allah dapat memberikan sesuatu yang terbaik untuk saya, karena memang saya ingin membanggakan kedua Orang tua saya. Setelah istirahat adalah pelajaran Geografi, Bu Nur Imani kemudian masuk ke dalam kelas, seperti biasa Bu Nur Imani sebelum masuk kedalam materi pelajaran yang ingin Dia ajarkan Bu Nur selalu bercerita itulah yang kadang-kadang membuat teman-teman kelas saya suka mengantuk sewaktu masuk ke dalm materi, tetapi saya tetap antusias mendengarkan ceritanya dan materi yang Dia ajarkan karena saya juga suka dengan pelajaran Geografi apalagi yang membahas tentang Jagat Raya dan Alam semesta. Setelah jam mengajar telah usai Bu Nur Imani kemudian mengeluarkan secarik kertas dan dia bertanya kepada kami siapa yang inginmengikuti OSN Kebumian atau Geosains tetapi tidak ada yang mengajukan diri termasuk saya akhirnya teman saya yang bernama Almanitasari yang kemudian dipilih oleh Bu Nur. Istirahat kedua setelah sholat Dzuhur saya kembali ke ruang guru untuk bertemu Pak Agus, saya ingin meminta tolong agar saya bisa mengikuti Olimpiade Biologi walaupun hanya sebagai cadangan untuk menggantikkan orang lain, mungkin memang saya terlalu terobsesi atau bisa di bilang terlalu memaksakan kehendak tetapi saya hanya ingin mencoba dan berusaha.
Di ruang guru saya mencoba berbicara dengan Pak Agus tetapi Beliau menjawab keputusan di pegang oleh Bu Anita, saya akhirnya mulai menerima dengan lapang dada mungkin apa yang saya inginkan belum tentu menjadi kenyataan, ketika saya beranjak meninggalkan meja tempat Pak Agus, Bu Nur Imani memanggil saya. “El…sini sebentar, Ibu ada perlu sama kamu.” Saya pun pergi ke meja Bu Nur Imani. “Mau ikut Olimpiade Kebumian tidak El?” saya sangat kaget karena di tawarkan untuk mengikuti Olimpiade. Ragu-ragu sebenarnya karena saya baru pertama kali mendengar ada Olimpiade Kebumian, kalau Olimpiade Fisika dan Matematika mungkin sering sekali mendengarnya dan banyak kontingen atau perwakilan dari Indonesia yang sering mendapatkan emas dan penghargaan lainnya.
Saya menerima tawaran dari Bu Nur Imani walaupun hanya sebagai cadangan dan masih harus ikut seleksi dari sekolah, saya sangat bersyukur setidaknya bisa mengikuti Olimpiade nantinya. Pada hari Senin tepatnya pada saat Ujian Blok pertama guru Fisika Pak Hasan masuk ke ruang tempat ujian dan membacakan nama murid – murid yang akan mengikuti olimpiade tingkat sekolah se-Jakarta Utara, semua nama perbidang pelajaran masing-masing sudah selesai dipanggil giliran nama murid – murid yang mengikuti olimpiade kebumian.”Alimanita Lestari, kelas X 4..” teriak Pak Hasan yang berdiri di depan pintu kelas, teman – teman serentak berteriak “Tidak ada yang bernama Alimanita Lestari yang ada Almanitasari dan Elva Lestari Pak!” Salah satu teman saya Erwin berteriak dari kursi “Kalau Almanita di kelas sebelah Pak ruangannya kalau Elva ruangannya disini.” Sebelum meninggalkan kelas Pak Hasan berkata kalau yang ikut olimpiade untuk berkumpul di Ruang Bimbingan Konseling setelah pulang sekolah, dan Beliau juga menyuruh saya untuk ikut bergabung.
Seminggu setelah Ujian Blok, pada hari Sabtu tes untuk mengikuti Olimpiade di laksanakan tempatnya berada di SMA Negeri 13 Jakarta. Jantung berdegup kencang dan merasa gugup melihat saingan dari sekolah lain. Saya melihat di madding kelas yang akan saya tempati sewaktu tes dan nomor pesertanya, setelah saya melihat di madding saya menuju ruangan yang saya tempati di saat tes berlangsung. Jam 8 pagi soal – soal pun dibagikan dalam keadaan tertutup, pengawas yang mengawasi ruangan mengajak kami untuk berdoa sebelum mengerjakan soal – soal yang di berikan. Saya berdoa semoga dimudahkan untuk menjawab soal dan mengerjakan sebaik mungkin.
Tiga hari kemudian hasil pun telah keluar dan di tempel di mading sekolah, sungguh sangat bersyukur ternyata saya dan teman saya Almanita lolos ke tahap selanjutnya, sedangkan teman saya yang bernama Ningrum tidak lolos. Saya berfikir mungkin ini jalan yang Allah berikan kepada saya bukan dari apa yang saya inginkan melainkan dengan jalan lain yang Allah berikan terhadap saya. Setelah dua minggu saya mengikuti pembinaan olimpiade tersebut hari Sabtu diadakan tes untuk ke tingkat DKI dan pada hari Minggu saya mengikuti seleksi Paskibraka di Walikota Jakarta Utara, berat memang menjalani rangkaian acara untuk tahap penyeleksian anggota, tetapi tetap saya jalani dengan senang hati. Pada saat pengumumman diumumkan pada sore hari itu juga, ternyata saya belum lolos menjadi Anggota Paskibraka sangat kecewa tetapi saya terima dengan lapang dada.
Seminggu setelah tes olimpiade ke tingkat DKI dan seleksi Paskibra saya diberitahukan oleh teman saya Almanita bahwa pengumumman hasil tes sudah ada di madding sekolah dan dia berkata kalau saya lolos ke tingkat DKI tetapi teman saya yang bernama Almanita dia tidak lolos, pada saat tes olimpiade berikutnya, untuk tingkat provinsi saya mengalami kegagalan. Namun ada pembelajaran untuk diri saya bahwa “Tidak semua yang saya inginkan dapat terwujud tetapi apa yang Tuhan berikan merupakan hal yang selalu terbaik untuk diri saya.” “Berfikir positif, tetap semangat, berusaha dan tidak mudah putus asa yang akan membantu seseorang meraih apa yang diinginkan walaupun tidak semua terealisasikan kepada diri sendiri.”

0 komentar:

Posting Komentar