Saya bangga terhadap kedua orang tua saya baik Ibu dan Ayah saya.
Dari kecil ayah selalu bekerja keras dan sabar, sewaktu ayah saya masih
kecil, pada saat usianya sekitar 10 tahun, ayah menjadi yatim karena
kakek saya meninggal 3 hari setelah turun dari kapal, kakek saya
merupakan Pelaut dan bekerja di sebuah kapal Belanda “Kapal Orange” milik Ratu Yuhelmina.
Saat masih ada kakek, kehidupan ayah beserta ke tiga adiknya sangatlah
berkecukupan tetapi semenjak kakek meninggal kehidupan ayah sangat
berubah drastis. Ayah harus bersekolah sambil bekerja mencari uang
karena kebutuhan ayah dan ketiga adiknya belum tentu cukup jika hanya
mengandalkan nenek yang menjadi tukang cuci juga mengurus ketiga adiknya
yang masih kecil. Ayah dan paman saya (adik ayah yang kedua) setiap
pulang sekolah bekerja menjual telur asin walaupun begitu tidak pernah
ada rasa mengeluh, ayah sangat beruntung ayah tidak perlu mengeluarkan
sedikit pun uang untuk dia bersekolah karena mendapatkan kebebasan
biaya. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ayah ingin sekali melanjutkan ke
Sanawiyah (sederajat dengan SMP) tetapi terbentur dengan biaya, tetapi
ayah tetap bekerja keras untuk mencari biaya agar ayah bisa bersekolah,
suatu hari saudara kakek yang sangat berkecukupan datang kerumah ayah
dan melihat kondisi ayah sekeluarga, akhirnya Beliau memutuskan untuk
membawa ayah untuk tinggal dirumahnya dan menyekolahkan ayah, setelah
ayah tinggal di rumah Kakek (panggilan saya terhadap saudara dari
kakek), kakek sangatlah bangga atas ketekunan ayah karena selain sekolah
ayah masih membantu pekerjaan rumah seperti menyapu,mengepel, dan
mencuci piring. Setelah ayah beranjak dewasa ayah mendapatkan pekerjaan
dan penghasilan yang ayah dapat selalu dia tabung untuk biaya pernikahan
dengan ibu karena ayah tidak ingin merepotkan keluarga dari kakek.
Ibu saya dari kecil hidup mandiri, karena dari kecil kakek dan nenek
telah berpisah, ibu dan adik laki-laki satu-satunya tinggal di rumah
pamannya ibu, setiap pulang sekolah ibu sering berjualan es lilin di
stasiun kereta api hanya untuk mencari biaya untuk sekolah, ibu juga
sering berjualan jambu air yang sering dititipkan oleh pemilik kebun
jambu air, uang yang ibu terima ibu kumpulkan untuk biaya ke Jakarta.
Sewaktu ibu lulus dari SD ibu memutuskan ke Jakarta, setelah di Jakarta
Ibu menemui saudaranya untuk bisa tinggal di sana sampai ia mendapat
pekerjaan, Ibu saya tidak pernah diam, ide-ide yang ia dapat untuk
mencari uang selalu ia coba, sampai ibu menikah dengan ayah dan
melahirkan ku, bidan yang membantu persalinan ibu memberikan modal untuk
ibu dan ayah untuk membuka usaha. Dari menjual tas hingga pakaian Ibu
dan ayah pernah mencobanya.
Itulah sebabnya mereka berdua adalah inspirasi dalam hidup saya.
Kerja keras, kesabaran, ketekunan, mandiri dan mencoba hal-hal baru juga
yang lebih utama selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam keadaan
apapun Mereka berdualah juga nenek saya yang mengajarkan semuanya kepada
saya.
0 komentar:
Posting Komentar